AKU CINTA ISLAM


Join the forum, it's quick and easy

AKU CINTA ISLAM
AKU CINTA ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
AKU CINTA ISLAM

Sebuah Kebenaran dan bagaimana cara kita menyikapi hidup yang sebenarnya.


You are not connected. Please login or register

I'tidal dalam Salat

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

1I'tidal dalam Salat Empty I'tidal dalam Salat Tue Apr 19, 2011 9:24 pm

Hipotesa

Hipotesa
Administrator Website
Administrator Website

Mengangkat kepala dari ruku’,
Setelah merasa cukup membaca tasbih ketika ruku, bangkitlah untuk berdiri dengan tegak sehingga tulang-tulang anggota badan kembali ke buku-bukunya. Ketika bangkit dari ruku Rasulullah saw mengucapkan “sami’allahuliman hamidah (Semoga Allah memperhatikan orang-orang yang memujinya)”

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH”
“Semoga Allah mendengar pujian orang yang memujiNya.” [HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari 2/282].
Hal ini berdasarkan keterangan beberapa hadits, diantaranya: Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentag kedua pundaknya, hal itu dilakukan ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku' sambil mengucapkan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH…" (Hadits dikeluarkan oleh Al Bukhari, Muslim dan Malik).

dan mengucapkan “rabbana walakal hamdu” (Ya Tuhan kami, milik-Mu lah segala puji.) ketika telah berdiri dengan tegak.
Dari Abu Hurairah r.a ia mengatakan “Rasulullah saw, beliau bertakbir pada waktu berdiri, lalu bertakbir pada waktu ruku, dan membaca
(Sami’allahuliman hamidah) Allah memperhatikan orang yang memujinya.

Yang Dibaca Ketika I'tidal dari Ruku',
Seperti ditunjuk hadits di atas ketika bangkit (mengangkat kepala) dari ruku' itu membaca: (SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH)


Kemudian ketika sudah tegak dan selesai bacaan tersebut disahut dengan bacaan:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
”RABBANA WALAKALHAMDU HAMDAN KATSIYRAN THOYIBAN MUBARAKAN FIYH(I)”
“Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.” [HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari 2/284.]

Dari Rifaah bin Rafi Azzarqa ia berkata “pada suatu hari kami bermakmum kepada Rasulullah SAW maka tatkala ia bangkit dari ruku, beliau mengucapkan ‘sami’allahuliman hamidah’, seseorang berkata di belakangnya ‘Rabbana walakal hamdu hamdan katsiran mubarakan fih’. Rasulullah bertanya:
Siapa yang mengatakannya? ia menjawab ‘saya’ Beliau bersabda lagi: Aku melihat tiga puluh malaikat berlomba-lomba ingin menjadi yang pertama mencatatnya” (HR. Bukhari)

Adapun ditambah dengan bacaan:

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Mil’assamawati wa mil’al ardi wama bainahuma wa mil’a ma syi’ta min syaiinba’du
(Aku memujiMu dengan) pujian sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang di antara keduanya, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu.

أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ. اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Ahhlatstsanaai wal majdi, ahaqqumaqilal'abdu, wakulluna laka abdu, allahumma laa maa ni'ailimaa a’thayta wa laa mu’thiya lima mana’ta, wa laa yanfa’u dzaljaddi minkaljaddu
Wahai Tuhan yang layak dipuji dan diagungkan, Yang paling berhak dikatakan oleh seorang hamba dan kami seluruhnya adalah hambaMu. Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan dan tidak ada pula yang dapat memberi apa yang Engkau halangi, tidak bermanfaat kekayaan bagi orang yang memilikinya (kecuali iman dan amal shalihnya), hanya dari-Mu kekayaan itu. [HR. Muslim 1/346.]

Haditsnya sebagai berikut :
Dari ali r.a bahwasanya Rasulullah saw apabila bangkit darirukunya beliau membaca “sami’allaliman hamidah rabbana walakal hamdu, mil’as samawati wa mil al ardi wa mila ma bainahuma wa ma syi’ta min syai inba’du” (HR. Ahmad, muslim dan Abu Daud)
Dan ada tambahan di dalam riwayat Muslim dengan ahlassana ’iwal majdi, la mani’a lima a’thaita wala mu’lima mana’ta wala yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
Kemudian bertakbir tatkala hendak sujud, kemudian beliau melakukannya setiap rakaat, dan bertakbir pula bangkit dari dua rakaat setelah duduk” Muttafaq alaih
Hadis ini menerangkan bahwa Rasulullah saw membaca sami’allahuliman hamidah ketika bangkit dan rabbana walakal hamdu ketika tegak berdiri (I’tidal).

Di dalam hadis lain masih dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw memerintahkan makmum untuk mengucapkan Allahumma rabbana lakal hamdu. Di dalam hadis ini digunakan tambahan Allahumma. Dan berdasarkan perintah Rasulullah saw ini bahwa makmum tidak mengucapkan sami’allahuliman hamidah, tetapi langsung mengucapkan Allahuma rabbana lakal hamdu. Sebagai jawaban atas ucapan sami’allahuliman hamidah imam

Apabila imam mengucapkan sami’allauliman hamidah maka ucapkanlah oleh kalian “Rabbana lakal hamdu” karena barangsiapa yang bersamaan ucapannya itu dengan ucapan para malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari Muslim)
Adapun kalimat “karena barangsiapa yang bersamaan ucapannya itu dengan ucapan para malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” menunjukan makmum tidak mempunyai waktu tersendiri untuk mengucapkan Allahumma rabbana lakal hamdu, tetapi mesti bersamaan dengan malaikat, yaitu ketika imam mengucapkannya, Jadi bersamaanlah bacaan imam dan makmum dengan ucapan para malaikat. Dengan demikian diampunilah dosa-dosa yang telah lalu dari imam dan makmum

Terdapat hadis yang menerangkan bahwa makmum diperintah untuk tidak bertakbir sebelum imam telah bertakbir tidak ruku sebelum imam telah ruku dengan tu’maninah, tidak berdiri sebelum imam telah berdiri dengan tegak dan seterusnya. Jadi saat Imam mengucapkan ”Sami'allahuliman hamidah”, maka makmum menjawab dengan mengucapkan ”Rabbana walakal hamdu” (dan saat makmum menjawab diperkirakan pula ucapan itu bertepatan dengan ucapan Imam).
”..Sebab barang siapa yang ucapannya itu (Rabbana walakal hamdu) bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dari segala dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR.Bukhari Muslim)
Yang mana sebagian riwayat mengungkapkan bahwa kemungkinan ucapan imam yang bertepatan dengan ucapan malaikat lebih besar daripada ucapan seorang makmum, maka dari itu, saat kita mengucapkan ”Aaaaammiiiiiiinnn” juga ”Rabbana walakal hamdu” diusahakan bertepatan dengan ucapan imam..
Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah saw bersabda bahwasanya:
Imam itu dijadikan untuk diikuti, apabila ia takbir maka takbirlah kamu dan janganlah kamu takbir hingga imam itu takbir, apabila ia ruku maka rukulah kamu, dan janganlah kamu ruku hingga imam itu ruku, apabila ia mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah’ maka ucapkanlah oleh kamu ‘Allahumma rabbana walakal hamdu’ (H.R Abu Daud)

Cara I'tidal,
Adapun dalam tata cara i'tidal ulama berbeda pendapat menjadi dua pendapat, pertama mengatakan sedekap dan yang kedua mengatakan tidak bersedekap tapi melepaskannya. kedua duanya boleh dan sama-sama ada dalilnya. Bagi yang hendak mengerjakan pendapat yang pertama tidak apa-apa dan bagi siapa yang mengerjakan sesuai dengan pendapat kedua tidak mengapa. Wallaahu a'lamu bishshawab.

Thumaninah dan Memperlama Dalam I'tidal,
"Kemudian angkatlah kepalamu sampai engkau berdiri dengan tegak [sehingga tiap- tiap ruas tulang belakangmu kembali pata tempatnya]." (dalam riwayat lain disebutkan: "Jika kamu berdiri i'tidal, luruskanlah punggungmu dan tegakkanlah kepalamu sampai ruas tulang punggungmu mapan ke tempatnya)." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Muslim, dan riwayat lain oleh Ad Darimi, Al Hakim, As Syafi')
Rasul melamakan I'tidalnya, dan beliau pernah bersabda bahwasanya disaat I'tidal, biarkanlah tulang-tulang belakang kembali pada posisinya dengan sempurna, dan bila tulang-tulang tersebut tidak kembali dengan sempurna, maka tidak sempurnalah shalat seseorang itu. Bahkan disebuah buku yang saya baca dikatakan bahwa, sahabatnya sempat berfikir Rasulullah saw lupa akan gerakan selanjutnya (dikarenakan beliau melakukan I'tidal cukup lama).

https://akucintaislam.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik