Pengajaran Sikhisme
Pengajaran Sikhisme merupakan penyatuan aliran (syncretism) atas doktrin Islam dan Hinduisme. Tanpa mengutip kitab suci Hindu dan Islam, Sikh menuliskan kitab suci mereka sendiri yang didasarkan kepada penafsiran atas gagasan-gagasan tertentu yang diajarkan di dalam Hinduisme dan Islam. Sikhisme dalam kenyataannya menolak beberapa ajaran Hinduisme dan Islam. Hasilnya merupakan sebuah perpaduan yang menarik dari theologi Hindu maupun Islam.
Kitab Suci
Kitab-kitab suci Sikhisme dikenal sebagai Granth Sahib atau “Kitab Allah”. Karya tersebut ditulis oleh beberapa lusin penulis, diantaranya ada yang hidup sebelum Nanak dan hanya mempunyai sedikit kaitan dengan Sikhisme. Kitab itu berisi sekumpulan syair dengan panjang bervariasi berjumlah kira-kira 29.480 bait yang berirama. Isinya bertitik-tolak kepada pemujaan nama Allah dan nasihat-nasihat tentang kehidupan sehari-hari.
Keistimewaan yang khas dari karya tersebut adalah jumlah bahasa yang digunakan di dalam tulisannya. Granth Sahib ditulis dalam enam bahasa yang berbeda dan beberapa dialek yang lain. Karena itulah hampir tidak mungkin untuk mempelajarinya kitab suci tersebut secara tuntas dan utuh, bahkan bagi kaum Sikh yang terpelajar sekalipun, apalagi bagi orang yang tidak terpelajar.
Tidak diragukan lagi bahwa hanya ada segelintir orang di dunia ini yang sanggup membaca karya-karya tersebut secara utuh. Kaum Sikh belum pernah mengadakan penelitian yang menyeluruh terhadap sistim kitab-kitab sucinya. Rata-rata orang Sikh sedikit sekali mengetahui Granth Sahib, dan karena alasan inilah pelatihan (pendidikan) agama Sikh tidak esensial. Meskipun kebanyakan orang Sikh tidak mengetahui isi kitab suci mereka, namun mereka benar-benar menghormatinya, hampir seperti pemberhalaan.
Pengajaran Sikhisme merupakan penyatuan aliran (syncretism) atas doktrin Islam dan Hinduisme. Tanpa mengutip kitab suci Hindu dan Islam, Sikh menuliskan kitab suci mereka sendiri yang didasarkan kepada penafsiran atas gagasan-gagasan tertentu yang diajarkan di dalam Hinduisme dan Islam. Sikhisme dalam kenyataannya menolak beberapa ajaran Hinduisme dan Islam. Hasilnya merupakan sebuah perpaduan yang menarik dari theologi Hindu maupun Islam.
Kitab Suci
Kitab-kitab suci Sikhisme dikenal sebagai Granth Sahib atau “Kitab Allah”. Karya tersebut ditulis oleh beberapa lusin penulis, diantaranya ada yang hidup sebelum Nanak dan hanya mempunyai sedikit kaitan dengan Sikhisme. Kitab itu berisi sekumpulan syair dengan panjang bervariasi berjumlah kira-kira 29.480 bait yang berirama. Isinya bertitik-tolak kepada pemujaan nama Allah dan nasihat-nasihat tentang kehidupan sehari-hari.
Keistimewaan yang khas dari karya tersebut adalah jumlah bahasa yang digunakan di dalam tulisannya. Granth Sahib ditulis dalam enam bahasa yang berbeda dan beberapa dialek yang lain. Karena itulah hampir tidak mungkin untuk mempelajarinya kitab suci tersebut secara tuntas dan utuh, bahkan bagi kaum Sikh yang terpelajar sekalipun, apalagi bagi orang yang tidak terpelajar.
Tidak diragukan lagi bahwa hanya ada segelintir orang di dunia ini yang sanggup membaca karya-karya tersebut secara utuh. Kaum Sikh belum pernah mengadakan penelitian yang menyeluruh terhadap sistim kitab-kitab sucinya. Rata-rata orang Sikh sedikit sekali mengetahui Granth Sahib, dan karena alasan inilah pelatihan (pendidikan) agama Sikh tidak esensial. Meskipun kebanyakan orang Sikh tidak mengetahui isi kitab suci mereka, namun mereka benar-benar menghormatinya, hampir seperti pemberhalaan.